martabak telor dan terang bulan

Segera kunjungi holland martabak-terang bulan.

stand : jl.jenu-merakurak,(selatan pertigaan jenu)

jenu-tuban

buka : jam 17.00 - 21.00 wib


Minggu, 06 Maret 2011

Kenali Anatomi Payudara Sebelum Menyusui

Kenali Anatomi Payudara Sebelum Menyusui

SHUTTERSTOCK
Kenali anatomi payudara Anda, agar menyusui menjadi pengalaman menyenangkan.
KOMPAS.com - Masa menyusui akan lebih menyenangkan jika ibu memiliki pemahaman menyeluruh tentang produksi ASI, termasuk gudang ASI, yakni payudara. Anatomi payudara menjadi penting agar ibu tak mempermasalahkan bentuk atau ukuran payudara, saat ASI dirasa tak keluar. Catatan pentingnya adalah bahwa semua payudara ibu bisa mengeluarkan ASI.

Farahdiba Tenrilemba Jafar, Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengungkapkan, gudang ASI, volume yang dikeluarkan, serta penyalurannya (deras-tidaknya saat keluar) bervariasi bagi setiap perempuan. Karenanya setiap ibu perlu memahami anatomi payudara masing-masing. Apalagi saat memutuskan untuk menggunakan posisi menyusui tertentu, atau menggunakan tangan untuk menyangga atau memegang payudara ketika sedang memerah ASI.

Berikut berapa catatan penting seputar payudara, seperti disampaikan Diba saat workshop "Breastfeeding Tips For Working Moms" beberapa waktu lalu.

Bentuk payudara mulai berubah saat hamil
Bentuk payudara mulai berubah saat usia kehamilan 13 minggu hingga satu bulan setelah persalinan. Payudara akan terus berubah hingga ibu melahirkan dan menyusui anak kedua hingga ketujuh, misalnya.

"ASI sudah mulai diproduksi sebelum bayi lahir. Saat saluran ASI sudah bekerja ukuran payudara mulai berubah. Dan yang membuat payudara berubah bukan karena menyusui namun pengaruh dari kehamilan," tegas Diba, menambahkan seringkali ibu khawatir payudara berubah karena menyusui. Kekhawatiran inilah yang akhirnya menghambat penyaluran ASI.

Payudara perlu dirangsang
Produksi ASI akan lancar jika payudara sebagai gudang ASI terus-menerus dirangsang. Caranya, tingkatkan frekuensi bayi menyusui selama 72 jam pertama atau dengan memerah ASI. Semakin sering penyaluran ASI dengan isapan bayi, produksi ASI akan meningkat secara alamiah.

Tiga hari paska melahirkan, jika ibu secara kosisten menstimulasi payudaranya (dengan isapan bayi), maka ASI akan berubah dari ASI transisi menjadi ASI matur (putih, bukan bening), ditambah lagi volume juga semakin meningkat.

"ASI tidak akan habis kecuali frekuensi menyusui memang berkurang," tegas Diba.

Bagian payudara
Payudara memiliki tujuh bagian, mulai pangkal payudara hingga puting. Pabrik ASI lebih mendominasi payudara daripada lemak, perbandingannya 2:1. Sebanyak 65 persen pabrik ASI terletak dalam radius 30 milimeter dari dasar puting.

Bagian paling atas (pangkal payudara) adalah penyangga lemak dan pabrik ASI. Sedangkan lemak terletak pada dinding dada atau bagian belakang payudara. Lemak juga terdapat di sekitar area pabrik ASI bagian tengah. Terdapat juga lemak di bawah kulit, namun komposisinya masih lebih banyak pabrik ASI daripada lemak di payudara. Bagian dasar puting merupakan saluran ASI utama, dan puting menjadi saluran ASI dengan jumlah bervariasi bagi setiap perempuan, antara empat hingga 18 titik saluran ASI pada puting.

"Jika puting hanya memiliki empat titik, ASI akan keluar sedikit. Berbeda dengan ASI yang keluar deras dari 18 titik saluran ASI. Untuk empat titik, artinya harus lebih sering menyusui dan lebih lama waktunya," jelas Diba.

Saluran ASI bukan sebagai ruang penyimpanan
Fungsi utama saluran ASI adalah untuk mengalirkan dan membawa ASI dari pabriknya, bukan untuk menyimpan. Jadi, ASI yang sudah diproduksi di pabrik ASI (payudara) sebaiknya langsung dialirkan melalui saluran ASI (puting) dengan menikmati waktu menyusui. Isapan bayi akan mengosongkan maksimal 70 persen ASI dari payudara, untuk kemudian berproduksi kembali secara alamiah.

ASI Bisa Menjadi Metode KB Alami

Jumat, 4 Juni 2010 | 16:58 WIB
Shutter Stock
KB alami bisa dengan cara menyusui eksklusif selama enam bulan.
KOMPAS.com - ASI tak hanya kaya nutrisi yang bermanfaat untuk bayi. Susu alami ini juga bisa menjadi metode KB, asalkan syaratnya terpenuhi. Yakni memberikan ASI eksklusif selama enam bulan penuh, dan ibu belum kembali haid dalam periode tersebut.

Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan berarti bayi hanya menerima ASI tanpa campuran asupan lainnya. Dengan begitu, ibu yang menyusui lebih intens, akan lebih lama untuk haid kembali. Jadi, kesempatan untuk hamil kembali akan semakin menipis karena ovum belum diproduksi kembali.

Dokter anak dr Utami Roesli SpA, MBA, IBCLC, FABM menjelaskan kepada Kompas Female, metode ini dinamakan Metoda Amenorrhoe Laktasi ( MAL). Syarat utamanya, kata dr Utami, ibu konsisten menyusui eksklusif tanpa kecuali.

KB alami ini efektif berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Karena menurut dr Utami, selepas dari enam bulan, bayi sudah harus diberi makanan pendamping ASI. Artinya, ASI sudah tak lagi eksklusif dan ibu sudah kembali haid normal.
Tak sulit mencari cara alami untuk KB bukan? Apalagi sekaligus memberikan nutrisi terbaik untuk bayi.





Agar Si Kecil Gampang Menyusu ASI

Kamis, 3 Juni 2010 | 08:06 WIB
SHUTTERSTOCK
KOMPAS.com - Banyak ibu mengeluh ASI-nya tak keluar sehingga si bayi akhirnya tak disusui. Padahal, berdasarkan hasil penelitian diketahui, dari 100 ibu yang mengaku tak bisa menyusui ternyata hanya dua orang yang terbukti ASI-nya tak keluar. Sisanya yang 98 orang hanya salah dalam tekniknya saja. Nah, agar ibu dapat menyusui dan si kecil pun bisa menyusu dengan mudah, berikut tipsnya:

* Carilah posisi yang nyaman.
Posisi yang nyaman adalah yang tak membuat Anda merasa tegang dan kaku. Jangan mencondongkan tubuh ke depan agar puting susu bisa masuk ke mulut bayi. Letakkan bantal di pangkuan Anda untuk mendukung lengan yang merangkul bayi dan mendekatkan si bayi ke dada anda.

* Pegangi payudara di antara ibu jari dan telunjuk tepat di atas areola.
Untuk merangsang reflek mengisap si bayi, dekatkan puting ke arah pipinya sehingga menyentuh sudut bibirnya. Ini akan membuat bayi menoleh ke arah sentuhan. Jangan menekan kedua pipi agar mulut bayi terbuka karena hanya membuatnya tak tahu ke mana ia harus menoleh. Saat mulut bayi sudah terbuka, perlahan-lahan masukkan puting ke bagian tengah agar bayi dapat menjepitnya. Bila perlu ulangi urutan ini sampai bayi dapat "memegang" puting di mulutnya. Jangan memaksa, tapi berilah kesempatan. Dengan begitu, akhirnya si bayi dapat mengambil inisiatif sendiri.

* Pastikan mulut bayi masuk sampai ke puting dan ke seluruh areola.
Hanya mengisap puting, selain akan membuat bayi tetap lapar karena kelenjar susu yang mengeluarkan susu tak tertekan, juga akan membuat puting Anda sakit.

* Pastikan bayi tak mengisap bibir bawah atau lidahnya sendiri.
Anda dapat memeriksanya dengan menarik bibir bawah si bayi ke bawah sementara ia menyusui. Jika tampaknya ia mengisap lidah sendiri, hentikan isapan dengan jari anda. Keluarkan puting dan pastikan ia tak mengangkat lidahnya sebelum Anda mulai memasukkan puting kembali.

* Pastikan hidung bayi tak tertutup oleh payudara Anda.
Gunakan jari untuk menekan payudara menjauh dari hidung sehingga tersedia cukup ruang baginya untuk bernafas.

* Perhatikan gerakan pipi bayi.
Gerakan yang kuat, teratur dan berirama pada pipi bayi menandakan pengisapan ASI sedang berlangsung. Ketika ASI sudah mengalir, Anda dapat mendengar suara penelanan yang menjamin isapannya tak sia-sia.

* Peras ASI bila alirannya terlalu kuat.
Bila ASI keluar terlalu cepat bisa membuat bayi tersedak. Hentikan menyusui dan peras keluar sedikit ASI dengan tangan atau pompa untuk mengurangi kelebihan.

* Keringkan puting setelah usai menyusui.
Bila mungkin, biarkan puting berkontak dengan udara selama 10-15 menit. Ini akan membantu menguatkan puting dan tak perlu dilakukan lagi bila proses menyusui sudah berjalan lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar